Akibat pemangkasan anggaran di lembaga kepolisian oleh pemerintah pusat,
Sekolah Calon Perwira (Secapa) Polri yang berada di Kota Sukabumi,
terpaksa mempersingkat masa pedidikannya, dari tujuh bulan menjadi empat
bulan. Pengurangan masa pendidikan itu juga sekaligus ditujukan untuk
melahirkan dua angkatan pendidikan guna menghadapi Pemilu 2009.
Kepala Secapa Polri Brigadir Jenderal Polisi M Ibrahim, mengatakan pengurangan masa pendidikan reguler menjadi empat bulan ini merupakan pertama kalinya terjadi di lembaga Secapa pendidikan perwira kepolisian. Pada tahun sebelumnya, Secapa Polri masih menerapkan pendidikan reguler setiap angkatan selama tujuh bulan.
"Untuk tahun ini, masa pendidikan tidak lagi tujuh bulan, melainkan empat bulan. Disamping akibat pemangkasan anggaran di tingkat pusat, pengurangan masa pendidikan juga merupakan bagian dari program Markas Besar (Mabes) Polri," ungkap Ibrahim.
Ibrahim mengaku tidak mengetahui pasti angka penurunan anggaran akibat pemangkasan itu. Disebutkan Ibrahim, program Mabes Polri yang dimaksudkan adalah kesiapan Polri dalam menghadapi Pemilu 2009 mendatang. Artinya dalam hal ini, lanjut Ibrahim, lembaganya harus mencetak 1.600 perwira polisi dalam satu tahun.
Di mana setiap angkatan pendidikan, diikuti oleh 800 orang personel calon perwira. Seluruh personel kepolisian itu akan dipersiapkan guna pengamanan Pemilu.
Ibrahim mengatakan, kualitas pendidikan seorang perwira polisi bukan ditentukan oleh lamanya pendidikan. Melainkan oleh pengkayaan dalam bidang pendidikan yang digalinya. Bahkan, idealnya pendidikan kepolisian cukup mencapai satu bulan.
"Kualitas pendidikan itu bukan ditentukan oleh lamanya pendidikan, tapi juga ditentukan oleh faktor individu peserta pendidikan," ujarnya.
Dalam penyelenggaran pendidikan kepolisian, Secapa Polri menerapkan 29 bidang pendidikan yang hampir seluruhnya berupa pembelajaran materi. Namun setelah adanya program Mabes Polri serta pemangkasan anggaran ini, Secapa Polri terpaksa meringkas seluruh bidang pendidikan itu menjadi 20 bidang pendidikan.
Peringkasan tersebut, diyakini tidak akan mengurangi tingkat kualitas lulusan. Sebab pada dasarnya, para calon perwira tersebut telah memiliki banyak pengalaman.
Kepala Secapa Polri Brigadir Jenderal Polisi M Ibrahim, mengatakan pengurangan masa pendidikan reguler menjadi empat bulan ini merupakan pertama kalinya terjadi di lembaga Secapa pendidikan perwira kepolisian. Pada tahun sebelumnya, Secapa Polri masih menerapkan pendidikan reguler setiap angkatan selama tujuh bulan.
"Untuk tahun ini, masa pendidikan tidak lagi tujuh bulan, melainkan empat bulan. Disamping akibat pemangkasan anggaran di tingkat pusat, pengurangan masa pendidikan juga merupakan bagian dari program Markas Besar (Mabes) Polri," ungkap Ibrahim.
Ibrahim mengaku tidak mengetahui pasti angka penurunan anggaran akibat pemangkasan itu. Disebutkan Ibrahim, program Mabes Polri yang dimaksudkan adalah kesiapan Polri dalam menghadapi Pemilu 2009 mendatang. Artinya dalam hal ini, lanjut Ibrahim, lembaganya harus mencetak 1.600 perwira polisi dalam satu tahun.
Di mana setiap angkatan pendidikan, diikuti oleh 800 orang personel calon perwira. Seluruh personel kepolisian itu akan dipersiapkan guna pengamanan Pemilu.
Ibrahim mengatakan, kualitas pendidikan seorang perwira polisi bukan ditentukan oleh lamanya pendidikan. Melainkan oleh pengkayaan dalam bidang pendidikan yang digalinya. Bahkan, idealnya pendidikan kepolisian cukup mencapai satu bulan.
"Kualitas pendidikan itu bukan ditentukan oleh lamanya pendidikan, tapi juga ditentukan oleh faktor individu peserta pendidikan," ujarnya.
Dalam penyelenggaran pendidikan kepolisian, Secapa Polri menerapkan 29 bidang pendidikan yang hampir seluruhnya berupa pembelajaran materi. Namun setelah adanya program Mabes Polri serta pemangkasan anggaran ini, Secapa Polri terpaksa meringkas seluruh bidang pendidikan itu menjadi 20 bidang pendidikan.
Peringkasan tersebut, diyakini tidak akan mengurangi tingkat kualitas lulusan. Sebab pada dasarnya, para calon perwira tersebut telah memiliki banyak pengalaman.
(Toni Kamajaya/Sindo/ahm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar